Renungan: Delapan Kebohongan Ibu yang Penuh Cinta – terselubung.in

Discussion in 'Berita, Info dan Bacaan' started by AyoChat.Bots, Jul 6, 2018.

ShortURL:
  1. AyoChat.Bots

    AyoChat.Bots Team Ayochat Staff Member

    [​IMG]
    Cerita ini dikutip dari kidung.com



    new innity_adZone("e945de21a1bb5714a0bc8a897ed32e9f","59797",{});​

    Kebohongan Ibu yg Pertama
    Cerita bermula ketika kanak-kanak, terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yg miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya. Sambil memindahkan nasi ke mangkuk, ibu berkata, “Makanlah nak, aku masih kenyang!”



    new innity_adZone("e945de21a1bb5714a0bc8a897ed32e9f","57709",{});​

    Kebohongan Ibu yg Kedua
    Ketika mulai tumbuh dewasa, ibu yg gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di sungai dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingannya, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk keluarga.

    Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yg segar & mengundang selera. Sewaktu memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping & memakan sisa daging ikan yg masih menempel di tulang yg merupakan bekas sisa tulang ikan yg aku makan.

    Melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpit, aku berikan sedikit bagianku & memberikannya kepada ibu. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata, “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan!”



    Kebohongan Ibu yg Ketiga
    Saat masuk SMP, demi membiayai sekolah, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, & hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup.

    Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil & dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api.

    Aku berkata, “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum & berkata, “Kamu tidurlah duluan, aku belum mengantuk.”



    Kebohongan Ibu yg Keempat
    Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yg tegar & gigih menungguku selama beberapa jam.

    Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku & menuangkan teh yg sudah disiapkan dalam botol yg dingin untukku. Melihat Ibu yg dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk Ibu sambil menyuruhnya minum. Namun Ibu menjawab, “Minumlah nak, aku tidak haus!”



    Kebohongan Ibu yg Kelima
    Setelah kepergian Ayah karena sakit, Ibu yg malang harus merangkap sebagai Ayah & Ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yg dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri.

    Kehidupan keluarga kita pun semakin susah & susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yg semakin parah, ada seorang paman yg baik hati yg tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil.

    Tetangga yg ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yg begitu sengsara, seringkali menasehati Ibuku untuk menikah lagi. Tetapi Ibu yg memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, Ibu berkata, “Saya lebih senang sendiri bersama kalian anak-anakku.”

    Baca Juga: Menebak Sifat Cowo Berdasarkan Shio



    Kebohongan Ibu yg Keenam
    Setelah aku sudah tamat dari sekolah & bekerja, Ibu yg sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi Ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Kakak ku yg bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan Ibu, tetapi Ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata, “Terima kasih Nak, Ibu masih punya duit.”



    Kebohongan Ibu yg Ketujuh
    Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 & kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa dari sebuah perusahaan.

    Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yg lumayan tinggi, aku bermaksud membawa Ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi Ibu yg baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku, “Aku lebih suka disini.”



    Kebohongan Ibu yg Terakhir
    Setelah memasuki usianya yg tua, Ibu terkena penyakit kanker, harus dirawat di rumah sakit, aku yg berada jauh di seberang Samudera Atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta.

    Aku melihat Ibu yg terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yg keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yg tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yg ditahannya.

    Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuhnya sehingga Ibuku terlihat lemah & kurus kering. Aku menatap Ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat Ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi Ibu dengan tegarnya berkata, “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan.”



    Setelah mengucapkan kebohongannya yg terakhir, Ibuku tercinta menutup matanya untuk yg terakhir kalinya.

    “Berbaktilah pada Ibumu, Ibumu, Ibumu, Ayahmu!”

    Coba pikirkan lagi, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon Ayah & Ibu kita? Berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan Ayah Ibu kita?

    Di tengah-tengah aktivitas yg padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan Ayah Ibu kita yg kesepian. Kita selalu lupa akan Ayah & Ibu yg ada di rumah.

    Jika dibandingkan dengan kekasih kita, kita pasti lebih peduli dengan kekasih kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar kekasih kita, cemas apakah dia sudah makan / belum.

    Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari kedua orang tua kita? Cemas apakah mereka sudah makan / belum? Cemas apakah mereka sudah bahagia / belum?

    Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi Ayah & Ibu kita, lakukanlah yg terbaik. Jangan sampai ada kata menyesal di kemudian hari.

    Konten ini didapat dari internet. Tidak diketahui kebenarannyan 100%. Silahkan lakukan research lanjutan tentang bacaan ini.

    Enjoy!
ShortURL: