7 Masjid Unik yang Terbuat dari Lumpur

Discussion in 'Berita, Info dan Bacaan' started by AyoChat.Bots, Jun 26, 2015.

ShortURL:
  1. AyoChat.Bots

    AyoChat.Bots Team Ayochat Staff Member

    [​IMG]Banyak masjid yg memiliki arsitektur unik & menakjubkan. Bahkan tak sedikit pelancong yg sengaja melakukan perjalanan ke sebuah daerah / negara, hanya untuk merasakan langsung keteduhan hati saat beribadah di masjid unik tersebut.

    Siapa yg menduga jika Kota Djenne yg berada di Mali, Afrika Barat, menyimpan keajaiban dalam bentuk sebuah masjid. Sebagai contohnya Masjid Djenne yg memiliki struktur bangunan unik terbuat dari lumpur. Adapun lumpur yg digunakan untuk masjid ini tidaklah sembarangan. Sebelumnya, bata lumpur yg dikenal dengan ferey dikeringkan terlebih dahulu menggunakan panas matahari.

    Selain Masjid Djenne, masih ada beberapa masjid unik lainnya. Anda penasaran, simak 7 Masjid Unik Terbuat Dari Lumpur yg dikutip dari paling-unik.com.



    1. Masjid Sankore, Timbuktu[​IMG]Masjid Sankore ini terletak di Negara Mali, tepatnya di kota Timbuktu. Masjid ini dibangun pada awal abad 15 M pada akhir kejayaan Kerajaan Mali. Di masjid ini dulunya sebagai pusat pengajaran ilmu agama di Timbuktu. Bentuknya yg unik membuat masjid ini terkenal di seluruh dunia. Masjid Sankore dibangun pada akhir kejayaan Mali, pada abad 15 Masehi.

    Sejarah menyebutkan, Masjid Sankore ini merupakan pusat pengajaran & pengkajian ilmu agama. Bentuknya yg menyerupai istana pasir menjadikannya terkenal di seluruh dunia. Masjid Sankore merupakan satu dari tiga masjid pusat pembelajaran kuno di Timbuktu. Dua masjid lainnya adalah Masjid Sidi Yahya & Masjid Djinguereber, yg juga tersohor di Timbuktu.

    Di awal pembangunannya, kekaisaran Mali mendapat kontrol langsung atas Kota Timbuktu. Tahun 1324 di masa pemerintahan Kaisar Mansa Musa Kankou, Masjid Sankore dirancang menjadi masjid agung pertama kemudian disusul pembangunan Masjid Djinguereber tiga tahun berikutnya. Peletakkan batu pertama diawali oleh perintah hakim ketua kota, Al-Qadi Aqib bin Mahmud bin Umar.

    Pada awalnya, Sankore hanya digunakan sebagai masjid. Namun seorang wanita lokal, Madinka, dengan kekayaannya mengubah Sankore menjadi lembaga pengajaran kelas dunia dengan profesor yg setara dengan di luar Afrika. Masjid yg saat ini sudah menjadi pusat pendidikan kelas dunia itu dirancang sedemikian rupa, sehingga dimensi bangunan tepat menghadap ke Kabah di Makkah.



    2. Masjid Djingareyber, Timbuktu[​IMG]Masjid Djingareyber dibangun oleh Sultan Kankan Moussa pada 1327 setelah kembali dari ziarah ke Mekkah, antara tahun 1570 & 1583, qadhi dari Timbuktu, Imam Al Aqib, memperluasnya. Masjid ini merupakan salah satu dari tiga masjid terbesar di kota Timbuktu, & merupakan pusat studi yg terkenal di Mali. Selain dari batu kapur, seluruh bangunan masjid terbuat dari tanah & bahan-bahan organik seperti serabut, jerami & kayu.

    Masjid ini memiliki tiga lapangan, dua menara & 25 pilar yg saling berhadapan di timur & barat, serta ruangan shalat yg dapat menampung 2.000 jamaah. Konstruksi masjid Djingarei dibangun dari batu bata lumpur & kayu merupakan arsitektur khas Sudano-Sahel. Djingareyber adalah salah satu dari tiga madrasah yg merupakan bagian dari Universitas Sankore.

    Masjid ini tercatat dalam daftar situs warisan dunia UNESCO pada tahun 1988. Masjid-masjid di Timbuktu adalah peninggalan sejarah dunia, yg dibangun oleh para ulama Sufi berabad-abad lalu. Menurut catatan sejarah, Timbuktu pernah menjadi pusat pendidikan Islam bertempat di tiga masjid besar yg dibangun pada abad ke-15 & ke-16.

    Kota itu juga dikenal sebagai kota 333 wali yg merupakan awal tradisi Islam Sufi. Inilah destinasi wisata utama yg menarik minat banyak wisatawan mancanegara, khususnya bagi wisatawan muslim dunia. Kota Timbuktu merupakan kota kuno yg ramah & memiliki sejarah peradaban ilmu pengetahuan yg kuat.



    3. Masjid Larabanga, Republik Ghana[​IMG]Masjid Larabanga merupakan masjid bersejarah berarsitektural Sudan di kampung Larabanga, Republik Ghana, Benua Afrika. Sebuah masjid tua terbuat dari lumpur khas benua Afrika yg masih eksis hingga kini. Masjid ini disebut-sebut sebagai masjid tertua di Ghana & kawasan Afrika Barat. Lokasi Masjid Larabanga ini terletak di Sawla Damongo Road, Larabanga.

    Larabanga merupakan sebuah kampung Muslim di dekat Damongo di distrik Western Gonja, Wilayah Northern Region. Masjid Larabanga menjadi salah satu dari beberapa masjid-masjid menakjubkan khas Afrika yg terbuat dari lumpur, menambah khasanah seni bangunan masjid di dunia Islam. Sebenarnya ada beberapa kontoversi terkait kapan masjid ini pertama kali dibangun & oleh siapa.

    Sejarah menyebutkan bahwa masjid Larabanga dibangun pada tahun 1421 M, disebutkan bahwa seorang saudagar muslim bernama Ayuba yg sedang dalam perjalanan di daerah tersebut tertidur di tempat itu & bermimpi mendapatkan perintah untuk mendirikan sebuah masjid.

    Ketika terbangun di pagi hari, dia mendapati sudah ada pondasi masjid ditempat tersebut yg hadir secara misterius, maka Ayuba mulai melanjutkan pembangunan masjid diatas pondasi yg sudah ada tersebut hingga selesai. Masjid ini juga disebut-sebut sebagai Mekahnya Afrika barat karena kekayaan sejarah & nilai arsitekturnya.



    4. Masjid Raya Agadez, Nigeria[​IMG]Seperti bangunan tradisional lainnya di Afrika, masjid ini pun dibangun dari lumpur & potongan-potongan kayu. Terletak di daerah Air Massif di tengah-tengah Negara Nigeria. Dibangun pada awal abad ke-16, masjid ini mempunyai menara setinggi 30 meter dengan bentuk unik, yg merupakan menara bersejarah & paling terkenal di Afrika sub-Sahara.

    Potongan-potongan kayu yg dipasang di sekeliling dinding menara selain untuk memperkuat struktur bangunan juga difungsikan sebagai tangga ketika merenovasi / memperbaiki bangunan. Masjid Raya Agadez merupakan sebuah arsitektur masjid yg luar biasa, terbuat dari batu bata yg dicampur tanah liat. Bahan dari bangunan yg menggunakan batu bata yg tercampur dengan tanah liat.

    Batu bata yg tercampur tanah liat, lalu dijemur 25 hari & menjadi kokoh. Menara tersebut pun menjadi bangunan batu bata tanah liat tertinggi di dunia. Meski sudah berumur ratusan tahun, bangunan masjid & menara yg terbuat dari batu bata tanah liat di Agadez masih terawat dengan baik hingga kini. Masjid ini menjadi bukti peradaban tinggi di masa lalu. Dan hingga kini bangunan tersebut masih kokoh.



    5. Masjid Agung Bobo Dioulasso, Burkina Faso[​IMG]Republik Burkina Faso salah satu Negara Afrika yg benar-benar tidak familiar bagi telinga kebanyakan orang Indonesia. Negeri ini memang berada begitu jauh dari Indonesia, di Afrika Barat. Nama ibukota Negara ini pun benar-benar terasa aneh di telinga orang Indonesia, Kota Ouagadogou. Di kota Bobo Dioulasso, kota terbesar kedua di Burkina Faso setelah kota Ouagadogou terdapat sebuah Masjid Tua yg dibangun dari lumpur khas Afrika, menjadikan Burkina Faso sebagai salah satu Negara Afrika yg memiliki masjid tua.

    Kota Bobo Dioulasso ini berjarak 360 km dari kota Ouagadogou. Masjid Tua Bobo Dioulasso / dalam bahasa Prancisnya disebut grande mosque de Dioulassoba / Masjid Agung Dioulasso, adalah masjid kuno yg bercirikan arsitektur Banco Sudaness. Merupakan warisan dari abad ke 19. Balok-balok kayu masih menjadi andalan untuk membangun masjid di kawasan utara Burkina Faso hingga wilayah selatan Mali & Nigeria hingga ke Bani, Bankas / Djene di Republik Mali.

    Beberapa sumber menyebutkan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1880 namun sumber yg lain menyebutkan dibangun pada tahun 1893. Disebutkan juga bahwa masjid ini dibangun tidak saja oleh umat islam tapi dibantu oleh berbagai umat yg ada di kota tersebut. Masjid ini dibangun dengan gaya Sahel lengkap dengan dua menaranya masing-masing di sisi mihrab & pintu masuk utama.

    Seperti bangunan Masjid Unik Terbuat Dari Lumpur Afrika Barat lainnya, masjid agung Bobo Doulasso juga dilengkapi dengan potongan kayu yg menyembul keluar dari dinding lumpur yg selain berfungsi sebagai penguat bangunan & juga sebagai tangga naik & turun bagi para pekerja yg memperbaiki masjid ini dari kerusakan akibat gerusan hujan sepanjang tahun.



    6. Masjid Sidi Yahya, Timbuktu[​IMG]Sidi Yahya adalah masjid & madrasah di Timbuktu di negara Afrika Barat Mali yg selesai konstruksi tahun 1440. Sidi Yahya bersama dengan Djinguereber & Sankore menyusun Universitas Timbuktu. Sidi Yahya adalah nama untuk pertama imam & kepala profesor nya Sidi Yahya (juga disebut Sidi Yahya Tadelsi / Sidi Yahya Al Andalusi).

    Masjid ini terletak di sebelah selatan Masjid Sankore yg lebih terkenal. Pembangunan Masjid Sidi Yahya dimulai pada tahun 1400 oleh Sheikh El-Mokhtar Hamalla dengan harapan orang suci yg besar. Butuh waktu 40 tahun untuk menyelesaikannya. Pada 1441 Mohamed Naddah, gubernur kota Timbuktu, menunjuk Sidi Yahya sebagai imam pertama.

    Hal ini menandai awal dari masjid sebagai madrasah & pusat besar pembelajaran islam disana. Masjid Sidi Yahia terletak di sebelah selatan Sankore, di kota Timbuktu. Masjid ini dipercaya dibangun pada abad 15 oleh Marabout El Sheikh Moktar Hamalla, yg kemudian direnovasi kembali pada tahun 1577-1578 oleh Imam Al Aqib.

    Banyak penduduk yg mengeramatkan & menganggap masjid ini suci dikarenakan terdapat makam tokoh setempat di dalamnya. Namun, Juli lalu kelompok militan Islam menghancurkan sebagian bangunan masjid yg ditengarai sebagai sumber kesyirikan. Wallahu alam.



    7. Masjid Raya Djenn, Afrika Barat[​IMG]Masjid Raya Djenn adalah bangunan dari lumpur terbesar di dunia & dianggap oleh banyak arsitek sebagai gaya arsitektur Sudano-Sahelian terbaik. Masjid ini terletak di kota Djenn, Mali, di dekat Sungai Bani. Terletak di kota Djenne, Republik Mali di Afrika Barat, yg merupakan bagian koloni Perancis. Masjid pertama di tempat ini dibangun pada abad ke-13 kemudian dibangun kembali selama 3 tahun (1906 1909) dengan bantuan pemerintah Perancis.

    Ismaila Traore adalah desainer masjid lumpur terbesar dunia ini. Ismaila merupakah seorang muslim, arsitek & juga koki. Dalam membangun masjid ini, sang arsitek menggunakan bahan-bahan tradisional seperti batang & cabang pohon yg diaduk bersamaan bata lumpur kering & juga tanah liat. Dinding Masjid yg dibangun di atas tanah seluas 5.625 meter persegi ini terbuat dari bata lumpur yg dijemur di bawah matahari (disebut ferey) sedang bagian luarnya diplester dengan lumpur yg lembut.

    Ketebalan dinding antara 41 cm & 61 cm, bervariasi sesuai ketinggian tembok, yaitu bagian lebih tinggi dibangun lebih tebal karena dasar harus cukup lebar untuk mendukung berat. Beberapa batang pohon kelapa dimasukkan dalam tembok bangunan untuk mengurangi proses peretakan akibat kelembaban & suhu. Menggunakan lumpur sebagai bahan baku pembangunan jelas mendatangkan kelebihan & juga kekurangan.

    Masjid Agung Djenne memang dinilai sangat unik, namun juga selalu berubah-ubah. Karena terbuat dari lumpur, maka masalah terbesar adalah cuaca & iklim. Cuaca & iklim di Mali yg ekstrim melibatkan panas yg berkepanjangan, tingkat kelembaban tinggi & juga erosi. Akibatnya, bangunan Masjid Agung sering mengalami distorsi. Para sejarahwan menilai jika secara keseluruhan desain dari masjid ini kebanyakan dipengaruhi oleh gaya desain Sudan.

    Konten ini didapat dari internet. Tidak diketahui kebenarannyan 100%. Silahkan lakukan research lanjutan tentang bacaan ini.

    Enjoy!
ShortURL: